Reuters: Top News

Monday, May 19, 2008

ENTREPRENOURSHIP "ROHNYA" EKONOMI NAGARI

Tanggapan terhadap Artikel Noviardi:
______________________________

Membaca tulisan Noviardi dengan judul"Membangun Jaringan Ekonomi Nagari" di Harian Padang Ekspres pada tanggal 07 Mei 2008, cukup menarik. Pertama karena berkaitan dengan ekonomi masyarakat pedesaan yang pernah jadi kajian saya sekitar 15 tahun lalu ketika mengikuti Pasca Sarjana KPK.IPB-UNAND dengan bidang studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan(PWD).Kedua saya teringat janji kampanye Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi tentang pentingnya memberi prioritas pembangunan ekonomi kerakyatan.Saya tak tahu apakah janji ini ditepati atau tidak, ini urusan lain.
Urusan saya sekarang adalah merespons tawaran diskusi tentang pembangunan jaringan ekonomi di Nagari-nagari Sumatera Barat melalui tulisan Noviardi di harian Padek.
Mengapa diskusi tentang ekonomi masayarakat pedesaan menjadi penting ? Seperti yang ditulis Noviardi, pembangunan ekonomi pedesaan memerkukan partisipasi banyak pihak. Selain keaktifan dan kreatifitas anggota masyarakat itu sendiri selaku pelaku ekonomi, juga memerlukan kebijakan yang efektif dari pihak pemerintah selaku fasilitator- baik dalam arti pembangunan infrastruktur perekonomian. Maupun fasilitas yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia, terutama pengembangan semangat Entreprenourship.
Pentingnya peran kaum akademis harus disebut pula disini, pengalaman Harvard University pantas dijadikan acuan dalam pengembangan spirit entreprenourship tahun 1980an dalam perekonomian Amerika Serikat.
Entreprenourship:
------------------------
Saya setuju gagasan Noviardi agar pemerintah lebih nerangsang tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat di pedesaan. Tentu saja ini dalam arti entreprenourial, yang mejadi pelopor berbagai jenis inovasi. Seperti di-difinisikan Schupenter (1911) bahwa peran entrepenourship adalah untuk menciptakan dan merespons situasi perekonomian yang sulit (discontinuities).
Karena itu studi entreprenourship penting untuk memahami proses inovasi, inovasi pasar, inovasi faktor, maupun inovasi organisasi. Dengan demikian dengan memahami inovasi itu dapat dimengerti pula bahwa konteks entreprenour
ship ada tiga (a) usaha kecil (b)usaha menengah dan (c) usaha besar. Bagaimana caranya agar sprit entreprenourship dapat menjadi efektif secara multi-konteks.
Richard Cantillon pada abad ke 18 menyatakan bahwa peranan entreprenourship dalam perekonomian , antara lain berani mengambil resiko diwaktu harga-harga stabil (certain) dan menjual pada harga bergejolak (un-certain)
Jadi dari sisi supply kata Kent, entreprenourship itu adalah sumberdaya manusia yang memiliki karakter dan sikap (1) membutuhkan pencapaian (achievement) (2) pengambil resiko (rist taking).Dengan kata lain seorang entreprenour yang paling dasar adalah seseorang yang memiliki suatu usaha (enterprise) secara independent untuk mecapai tujuan bagi dirinya sendiri.Biasanya didasarkan pada keahlian yang dikuasainya dan di bidang yang ia senangi.
Dalam konsep bisnis ada sepuluh ciri penting entreprenour (1) kesadaran diri/self-awarness (2) memiliki motivasi yang kuat/self-motivation (3) memiliki daya kritis/courage (4) mempunyai kepercayaan diri /confidence (5)sabar/patience (6) pandai membuat keputusan/decisiveness (7) berani mengalami dan belajar dari berpengalaman/experience (8) ingin tahu /knowledge (9) tekun dan keras hati/perseverence (10) memiliki keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai/drive.

- Kajian Entreprenour:

Dalam rangka membangun jaringan ekonomi Nagari kata Noviardi , perlu menggali kearifan lokal sebagai sendiri ekonomi. Disini saya setuju sekali, jika kearifan lokal yang dimaksud adalah nilai-nilai utama budaya Minangkabau yang bersipat terpadu (integrated value)- seperti salah satu yang telah dirumuskan " Adaik basandi Syara'-Syara' basandi Kitabullah, Syara' mangato-Adaik mamakai",dan seterusnya.
Berbicara soal nilai-nilai keminangkabauan,saya percaya tempatnyalah di komunitas Nagari-nagari.Karena Minangkabau adalah Nagari, yang merupakan unit kebudayaan dan peradapan. Nagari juga merupakan unit kesatuan wilayah dan geneologis.Karena itu warganya terstruktur berdasarkan suku,kaum,paruik dan keluarga-yang dapat ditelusuri secara vertikal/ garis keatas sampai bilangan generasi.
Demikian pula secara ekonomi aset Nagari adalah milik Nagari, baik barang-barang publik seperti Masjid, Sekolah, Balai Adat dan Pasar- demikian juga sawah, ladang dan seterusnya.
Apa itu kearifan lokal sebagai sendi kekuatan ekonomi ?
Hemat saya salah satunya yang paling penting milik orang Minangkabau adalah karakter entreprenourship. Inilah yang harus digali di Nagari, dalam arti situasi, kondisi, sistem nilai, pilosophy, struktur macam apa yang erat hubungannya dengan terbentuknya karakter entreprenourial anak Nagari.
Artinya kajian karakter entreprenourship tentulah membutuhkan pemahaman paling tidak secara psikological dan sosiological- untuk sampai pada identifikasi karakter entreprenour dari sisi supply seperti dirumuskan Kent. Disinilah pentingnya peran kaum akademis , mulai dari mahasiswa , dosen, alumni. Mungkin pengalaman para alumni yang berhasil sebagai entrepenour dalam berbagai skala bisnis, sangat perlu dikumpulkan dalam bentuk ceramah, wawancara, audio visual atau film dokumenter untuk dijadikan bahan kajian seperti yang dilakukan Harvard dua dekade lalu.
Sebagian besar perekonomian pedesaan adalah usaha kecil, kebanyakan bersifat perorangan dan keluarga yang berbasis rumah tangga(household) .Jadi pada dasarnya entreprenourship tahap awal (primer) yang mengandalkan kreatifitas perorangan.Untuk konteks entreprenour pada usaha menengar dan besar , tentu menjadi penting kesadaran/kepandaian organisasi.

- Kelembagaan:

Pengalaman Noviardi melakukan studi kasus di Nagari Koto Baru Padang Panjang , dalam dalam hal kajian kelembagaan yaitu Institute Pertanian Organik (IPO) suatu LSM masayarakat tani. Saya kira ini bagus bagi inovasi organisasi, karena selain bermanfaat membuka lapangan kerja, membantu melakukan proses inovasi, baik inovasi produksi maupun pasar.
Dalam konteks ekonomi pedesaan Minangkabau , tentu yang lebih penting lagi kajian kelembagaan komunitas adat-budaya Minangkabau itu sendiri- karena yang ingin digali adalah kearifan atau"rohnya"adat-budaya atau perekomian orang Minangkabau yaitu Entreprenourship.
Tahun 1990an saya pernah malakukankan kajian tentang Lembaga Keuangan Pedesaan ,. yaitu Lumbung Pitih Nagari (LPN) studi kasus di Kabupaten Padang Pariaman. Tentu ini kajian awal, karena sebatas thesis untuk syarat dapat selesai studi PWD.Hasilnya cukup menarik, antara lain dari perspektif kelembagaan- ada hubungan dekat antara nilai-nilai kepemimpinan Minangkabau pada LPN dengan perekomian Nagari- khususnya paling erat dengan pasar-pasar Nagari. Jadi LPN melayani jasa pembiayaan traksaksi di pasar, yang pelakunya adalah para entreprenour dalam berbagai bidang usaha ,jasa maupun skala bisnis.
Jadi membangun jaringan ekonomi Nagari berarti membangun jiwa wiraswasta/entreprenourship anak Nagari. Berarti juga mengembangkan kelembagaan Nagari seperti pasar-pasar Nagari, LPN/BPR, Lembaga Riset, Jaringan komunikasi pasar yang lebih luas( dalam dan luar negeri) melalui para perantau, trading hause dan seterusnya.
Membangun akses pasar global dewasa ini tentu menuntut pengusaan komunikasi dan transaksi yang berbasis komputer/internet serta bahasa asing seperlunya.Sehingga orang Minangkabau masakini dapat merantau tanpa meninggalkan Nagari. Barulah menjadi kenyataan bahwa "Piaman Laweh".***

No comments: