Reuters: Top News

Thursday, May 29, 2008

KEBANGKITAN NASIONAL dan KEBANGKITAN ENTREPRENEUR

Membaca tulisan Didik Siswanto -Manager Devisi Uaha Kecil Pt.BNI (Perero) Tbk,yang disiarkan di Jawapos tanggal 23 Mei 2008 lalu dengan judul: Hantu Inflasi Setelah Harga BBM Naik - sangat menarik dan sangat tidak menarik.

-Sangat menarik,:

Karena tulisan tersebut memberikan peringatan dini tentang bakal ada ancaman kehadiran "hantu inflasi" yang tinggi sehingga akan m encuri dayabeli mayarakat, kususnya terhadap kebutuhan pokok. Dalam hal ini mungkin itu akan terjadi , seperti dikatakan Deputi Bank Indonesia Hartadi A.Sarwono -jika kenaikan harga BBM oleh pemerintah sekitar 30 % , inflasi akan naik sekitar 2 sampai 3 persen.Dengan asumsi angka inflasi menembus angka dua digit yaitu sekitar 12 %.

Sekarang tanpa kenaikan BBM, inflasi maih tinggi "year on year 9%, bisa jnai sampai dengan 9,5 % , seperti dikatakan Didik Siswanto berpatokan pada siklus kebutuhan energi dunia-dimana kebutuhan energi meningkat pada musim dinggin di belahan bumi bagian utara pada awal juni. Karena itu inflasi tambah 3 % menjadi sekitar 12 persen.

Secara makro, kebijakan menaikan harga pada saat inflasi tinggi memang berisiko dan berdanpak ganda terhadap perekonomian pertumbuhan, inflasi serta unemploiment. Tapi seperti kata Budiono ketika serahterima jabatan Gubernur BI, rencana kenaikan harga BBM telah dipertimbangkan." Opsi yang dipilih itu sudah optimal kalau putaran pertama naik ya naik. Itu uatu kenyataan. Tak bisa dicounter dengan kebijakan moneter. Danpak selanjutnya diusahakan memenimalkan", ujarnya.

-Sangat Tidak Menarik:

Karena selaku Direktur Divisi Usaha Kecil, ia hanya menunjukan "hantu" tapi tidak menunjukkan pengakal " hantu". Bagaikan seorang dokter setelah melakukan diagnosis dan menyatakan nama penyakit yang mengancam nyawa pasien, tapi tidak menunjukkan cara pengobatannya. Secara psikosomatik dikhawatirkan akan menambah tekanan pada masyarakat.

-Kebangkitan Entrepreneur

Ketika Didik Suswanto mengatakan rencana kenaikan harga BBM akan disusul dengan kebijakan moneter, dimana "BI rate" akan naik 25 basis point menjadi 8,25 % Sebagaimana dikatakan Deputi Senior BI Miranda S.Goeltom ,sebagai antisipasi kenaikan kenaikan harga BBM. Hemat Didik Siswanto , hal itu akan merupakan obat mujarab merangsang berputarnya sektor riil.Mungkin ia benar. Jika (1)adanya koordinasi kebijakan yang menyeluruh , dalam arti antara kebijakan fiscal dan moneter (2) kebijakan memastikan pasokan bahan makanan, bahan baku untuk produksi serta distribusi.(3) perlu mendorong masyarakat untuk memamfaaatkan momentum peringatan 100 kebangkitan nasional - menjadi kebangkitan entrepreneurship . Kreatif dalam merespon perubahan dan memamfaatkan kesempatan untuk menemukan budaya baru dalam berusaha. Seperti kata Peter F. Drucker, entrepreneurship bukan ilmu , bukan juga suatu seni. Entrepreneurship adalam suatu .paraktek

Artinya suatu praktek adalah suatu kebiasaan, suatu latihan, suatu "learning bay doing".Termasuk suatu kebiasaan dan latihan menhadapi perubahan dan innovasi . Karena kata Drucker, innovasi merupakan instrument bagi entrepreneurhip.Tindakan entrepereneurial memberikan kapasitas dan budaya baru untuk menciptakan kesejahteraan ( wealth). Sikap dan pandangan entrepreneur terhadap perubahan adalah positif, karena bertalian dengan innovasi dan kesempatan (opportunity).Baik proses innovasi pasar, produk, faktor maupun organisasi.Prinsipnya, merakul/memeluk perubahan, lebih baik dari menghindarinya. Drucker menulis bahwa entrepereneur secara berkelnjutan mencari perubahan, meresponnya dan memamfaatkannya sebagai suatu kesempatan.

Bagi bangsa dan mayarakat Indonesia , saya percaya entrepreneurship sebagai kebiasaan , latihan dan praktek berusaha secara independent secara perorangan, keluarga , konsi telah "mendarah daging" secara psikological dan sosiological dalam kehidupan dan peradapan Adat Budaya mayarakat komunal (foklore cultural of Indonesian Nations). Terutama berakar pada kehidupan masyarakat pedesaan, dengan aneka tradisi pada setiap sistem sosial budaya dan ekonomi berbagai suku banga kita. Disinilah potensi besar entrepreneurship yang selalu muncul jadi pahlawan(heros) dalam dunia nyata. Karena bukan saja menjadi pengaman disaat terjadi krisis dan kelesuan ekonomi, tapi nyata sekali entrepreneurship pehlawan dalam memberikan pekerjaan lebih dari 60 % penduduk pedesaan . Suatu kepahlawaan di sektor perekonomian yang tak ternilai harga sepanjang sejarah bangsa ini- khususnya di saat-saat bergejolak sebagai danpak perekonomian global atau salah kelola penyelenggara negara, maupun akibat bencana alam dan musibah yang tak diharapkan seperti " lumpur panas Lapindo"

Oleh karena entrepreneurship sebagai hal yang tak terpisahkan dari Adat Budaya Bangsa Indonesia yang telah teruji kepaklawanannya melalui sejarah, baik sebelum kolonial, zaman kolonial dan telah lebih pula 60 tahun merdeka.Maka kreatifitas dam menghadapi perub ahan tak perlu diragukan lagi. Arti menghadapi rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah tak perlu fokus danb panik , melihat "hantu"nya. Tapi responlah secara kreatif dan mamfaatkan bagi kebangkitan nasional kedua sebagai kebangkitan entrepreneur bangsa yang besar ini.Seperti diungkapkan Ralph Waldo Emerson dalam essay klasiknya "On Self -Reliance" , we are struck by the importance of independence, selt-determination, and the rewards of initiatinve"(John J.Kao,1991)

Mungkin sudah waktunya kita menggali dan mengumpulkan dan menciptakan bahan-bahan sejarah dari sepakterjang para pahlawan entrepreneurship bangsa kita. Baik dalam bentuk buku, audio visual dan film dokumenter. Sehingga pengalaman mereka dalam di bidangnya masingmasing dapat dijadikan bahan kajian bagi generasi muda yang belajar tentang berbagai aspek bisnis dan ekonomi, baik di sekolah menengah, khursus, dan perguruan tinggi. Seperti dilakukan Harvard University sejak l947, l980 an bahkan sampai sekarang. Sehinggga mereka dapat melakukan pembelajaran ekonomi untuk membuat usaha, mengembangkannya bukan hanya untuk jadi pegawai dan memperkaya orang lain.
Bukankah perusahaan besar seperti Microsof , Ford Motor Company, Mc Donald's Mary Kay Cosmatics di Amerika Serikat, atau Jamu Nona Mener , Pabrik Rokk Bentoel, serta berbagai merek perusahaan batik, di mulai dari usaha entrepereneur perorangan dan keluarga? Kenapa semua tidak kita jadikan "huswatul hassanah" ? ***

No comments: