Reuters: Top News

Friday, August 29, 2008

ENERGI LISTRIK DAN PRASARANA DI SUMATERA BARAT

Yanuar Muin salah seorang putra terbaik Minangkabau yang membuat karya monumental di sektor yang ditekuninya- yaitu sektor pembangkit tenaga listrik (Pikitring).Yang telah merubah air Batang Agam, Danau Maninjau dan Danau Singkarak menjadi listrik. Eksponen angkatan '66, pernah menjadi Kepala Pikitring Sumatera Barat,Riau dan Kerinci. Sangat sedih dan prihatin pada pengangguran di Sumatera Barat.
Dalam rangka menyambut acara pembukaan Musyawarah BK3M ( Badan Koordinasi
Kemasyarakatan dan Kebudayaan Minangkabau ) di Aula Pagadaian Jakarta baru-baru ini (29/6) mengungkapkan keprihatinannya tentang pengangguran sekitar 35.646 Sarjana di Sumatera Barat sekarang.
Ada kesan investasi dana, tenaga dan usia yang dihabiskannya 26 tahun untuk merubah air menjadi energi listrik- seakan-akan kurang memberi mamfaat produktif bagi rakyat Minangkabau. Malah di sentra -sentra perdagangan seperti Aur Kuning Bukittinggi banyak produk luar daerah yang menguasai pasar di Sumatera Barat.
Keprihatinan Alumni ITB ini berlanjut ketika melihat angka 364 Doktor berdomisili di Sumatera Barat dewasa ini, serta kekayaan sumberdaya alam daerah ini yang belum termafaatkan. Antara lain,berbagai miniral seperti obsidian dan bahkan uranium ada di ranah ini." Mohon masalah ini menjadi perhatian BK3M dan semua pihak dunsanak-dunsanak atau urang sumando- baik dikampung maupun yang berada di Rantau", katanya

- Sinergi

Penulis selaku Jurnalis yang pernah mengikuti Yanuar Muin ke lokasi- lokasi proyek bersangkutan , merasa apa dikatakannya adalah benar. Secara analisa "cost/benafit" memang terasa seperti " jauh panggang dari api". Seperti tak ada rangsangan dari pihak yang berkompeten terhadap masyarakat. Daerah ini seperti "jalan ditempat" di tengah perkembangan masakini
Semua orang tahu apa artinya energi listrik bagi menggerakan dunia bisnis, apalagi bila disertai oleh faktor-faktor poduksi seperti mineral, barang pertanian dan budaya kerajinan- maupun sejarah yang panjang urang awak sebagai saudagar atau entreperemeur.
Tidak heran memang, bila Yanuar Muin yang dewasa ini telah menjadi Tetua urang awak- mengalami keprihatian yang mendalam terhadap adanya kaum terpelajar yang menganggur- tak mampu membuat sesuatu dengan energi listrik yang berlimpah, faktor produksi dan pasar yang makin luas, management transaksi kian effisien akibat carakerja ekonomi jaringan berbasis komputer.
Apalah artinya itu kita punya Sekolah Bisnis,Sekolah Kejuruan dari level menengah sampai perguruan tinggi ? Apalah artinya itu kita punya potensi sejarah dan turunan nenek -moyang yang berbudaya dan berjiwa dagang kewirausahaan/entrepereneur : "Seperti Hasyim Ning , Rahman Taman dan sebagainya" kata Yanuar Muin.
Dewasa ini seakan-akan peningkatan jumlah kaum terpelajar secara kuantitas yang kita capai, berbading terbalik dengan kualitas Sumberdaya Manusia (Sdm) yang ada di kampung. Mau kemana Sumatera Barat, dan Sdm terpelajar ini ?Tak ada lagi para sastrawan kita yang dominan di kancah nasional, sepertihalnya para ulama asal Sumatera Barat hanya menjadi kebanggan masalalu, tetapi suatu yang langka dewasa ini.
Barangkali perlu upaya terpadu untuk menyatukan visi kekuatan masyarakat di kampung dan di rantau. Kesatuan visi antara Unit-unit Pemerintahan Provinsi,Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Karena seperti telah menjadi rahasia umun, koordinasi atar unit pemerintahan tersebut atau antar sektor- bukanlah perkara mudah. Apalagi di Zaman Otono mi sekarang ini, intergrasi vertikal sulit dilakukan.
Sementara , semua kita menyadari untuk pembangunan Sumatera Barat dalam arti keseluruhan menuntut adanya keterpaduan dan sinergitas, antara berbagai pihak . Katakanlah untuk meningkatkan dayaguna/hasilguna Sdm, perlu sinergi Pemerintah , Pendidik dan Kadinda (praktiosi bisnis) Demikian halnya, untuk meningkatkan vulume Investasi dan Perdagang/Industri-perlu sinergi atau kombinasi antara kualitas Sda dan Sdm serta Entrepereneurship para pemimpin daerah.

- Respons

Mengapa kepekaan kita makin "majal" dalam merespons perkembangan zaman? Memang tidak mudah menjawab pertanyaan ini . Tapi model nyata dapat kita jadikan Studi kasus, Seperti kepekaan yang ditunjukkan Gubernur Provinsi Gorontalo Fadel Muhammad . dalam merespons perkembangan harga migas yang kian meroket. Gubernur Provinsi baru ini menggagas ide untuk energi alternatif (biofuel) yang berbahan baku jangung. Maka dibuat kebijakan makro ,agar rakyat secara besar-besaran menanam jagung yang menghasilkan ethanol.Digerakkan lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan investasi proyek pertanian jagung tersebut.
Seperti Yanuar Muin pertema menggagas pembangkit listrik Batang Agam , semua pihak mentertawakannya secara sinis. Tapi kemudian berkat kreatifitas, keuletan dan keyakinan/percaya diri.Kini hampir semua sungai dan danau di Ranah Minangkabau menjadi listrik.Demikian juga Fadel mendapat Award dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) karena proyek biofuel Goromtalo telah menarik para Investor Asing.Mungkin pola berpikir (mind set) model Fadel Muhammad ini, dalam merespons perkembangan pantas dipelajari. Boleh jadi, dapat dijadikan model pemerintahan yang bekomitment dan berfocus pada layanan publik.

- Pasar Global

Akibat kemajuan ekonomi jaringan , lalu lintas barang, investasi makin cepat dan effisien.Artinya memang bergantung pada kualitas Sdm. Sejauhmana Sdm disuatu daerah mampu akses pada ekonomi jaringan Global. Dengan demikian mereka akan dapat menarik dayabeli global maupun investasi glonal.
Misalnya dalam kaitan dengan kehadiran Bandara Internasional Minangkabau, bagaimana seyogianya Pemerintah Daerah memfasilitasi dunia bisnis rakyat setempat. Sehingga memungkinkan produk/jasa mereka akses ke pasar global terbuka baik. Antara lain melalui layanan kargo yang makin lancar dan layanan e-banking untuk menunjang transaksi antara negara.
Memfasilitasi ekonomi rakyat agar masuk ekonomi jaringan yang berbasis komputer dan internet dan berpasar global mestilah menjadi prioritas, dimana fasilitas dititikberatkan pada pelatihan-pelatihan Sdm para pelaku ekonomi rakyat di sektor terkait seperti perdangan, pariwisata dam industri kreatif.
Mengingat ekonomi jaringan berbasis internet, itu artinya setiap Kepala ditantang b erlomba untuk meningkatkan ratio penduduk terhadap Komputer. Ratia penduduk terhadap usaha Warung-warung internet di wilayahnya. Hanya dengan demikialah perekomian rakyat di bantu untuk merespon perkembang ekonomi jaringan global dengan ini. Tidak bisa hanya dengan retorika serta kampanye atau pidato sambutan pada upacara-upacara resmi.
Seperti yang dilakukan Yanuar Muin dan Fadel Muhammad, mengembangkan perekomian rakyat harus dengan innovasi. Termasuk inovasi faktor produksi,pasar, dan organisasi.***

No comments: