Reuters: Top News

Friday, August 29, 2008

INVESTOR TIMUR TENGAH LIRIK INDONESIA

Mengapa Investor Timur Tengah melirik Indonesia ?

Pertama adalah karena kelebihan dana (likuiditas) dari hasil pendapatan boom minyak dan gas LNG( liquefied natural gas) .Kedua karena tekanan geopolitik Timur Tengah yang tak layak bagi investasi, akibat intervensi AS di Irak dan komplik AS-Iran soal nuklir.

Akibatnya beruntun pada penarikan dana hasil penjualan minyak di bank-bank Barat sebagai danpak dari kebijakan luar negeri Administrasi Presiden Bush selama delapan tahun . Dana-dana ini juga telah mendorong pertumbhan perbankan Dunia Arab sendiri, seperti dikatakan Adel El Laban,CEO Ahli United Bank Kuwait (TheMiddleEast,Oct,2006)

Sekarang mereka tertarik berinvestasi ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia , pertama relatif aman karena ummat Islam di Asia Tenggara relatif dipandang moderat dan penuh toleransi.

Dari segi investasi , dimensi Islam dalam ekonomi negara-negara ASEAN mulai dinilai mengalami kemajuan. Seperti " Sukuk" ( Islamic bond) di pasar modal Malaysia, demikian juga di Indonesia pada tahun 2008 ada 15 - 20 sangat baik (out standing). Apalagi seperti dinyatakan Christina Kautzky (Alpha Southeas Asia, May 2008) ) bisnis perbankan Syariah di Indonesia yang sangat sukses.

Di Pasar modal Malaysia pertumbuhan Sukuk 75 % dari total Ringgit PDS (Private Debs Securities) bandingkan 55% dalam tahun 2006. Menurut Kautzky , usaha sinergi yang baik antara Pemerintah Malaysia dan Komisi Sekuritas (Securities Commission) dengan para praktisi industri keuangan Islam telah mempercepat pengembangan Pasar Modal Islam.

Dewasa ini Pasar Sukuk Malaysia pasar Sukuk terbesar di dunia Pada 31 Desember 2007, 66% atau 64.4 Miliar dollar AS dari Sukuk global paling baik berasal dari Malaysia.( Moondy"s,2007)

Indonesia menunjukkan kmjun dalam bisnis perbankan Syariah , selain makin tumbuhnya unit usaha Bank Syariah secara madiri maupun unit usaha bank konvensional. Apalagi dewasa ini telah ada pula payung hukum tentang industri keuangan Syariah yaitu Undang-Undang Bank Syariah dalam waktu dekat akan diratifikasi.

Ketua Assosiasi Bank Syariah Indonsia A.Riawan Amin mengatakan bahwa banyak hal telah diatur oleh UU ini , termasuk tentang para investot dari luar negeri ( Pasal 9 ayat 6)

Demikian juga tentang bank konvensional yang membuka unit Syariah diakomodasi oleh UU, tapi tidak dibolehkan bank Syariah membuka operasi bank konvensional ( Pasal 5 )
Dewasa ini andil Industri Bank Syariah terhadap perekonomian Nasional baru 2%, Malaysia 15 %, Brunei 36 % dan Timur Tengah rata-rata diatas 15 %.

Pertumbuhan pasar dan asset prbankan Syariah cukup menjanjikan, tahun 2002 -2006 Indonesia mengalami kenaikan asset 60 %, Kuwait 29 %, Qatar 40 % , Uni Arab Emirt ( UAE) 39 $ dan Malaysia 20%

Financing to deposit ratio ( FDR ) Indonesia hampir 100 %(Feb,2008) Sedangkan Loan to Deposit Ratio(LDR) bank konvesional dalam priode yang sama 70 %. Pada Januari - Maret 2008 bunga deposito bank konvensional 6 % , bank Syariat 7 %.***

No comments: