Reuters: Top News

Friday, August 29, 2008

KAPITALISME KREATIF


Majalah Time edisi 11 Agustus ini menampilkan Bill Gate pada halaman kulit depan (cover)-disertai dengan kalimat "How To Help Those Left Behind".A new creative capitalism can make the world better for all.

Ini terasa aneh, karena kapitalisme global yang justru kita rasakan mengancam kita- khususnya negara-negara sedang berkembang. Terasa sebagai bentuk penjajahan baru, yang melumpuhkan hukum internasional dengan adanya pendudukan negara berdaulat oleh negara yang lebih kuat- seperti yang menimpa Palestina, Irak dan Afganistan.

Juga atas kegagalan World Trade Organizatons (WTO) dalam beberapa kali putaran Doha, yang terakhir di Swiss bulan Juli lalu. Negara maju dan perusahaan -perusahaan kaya gagal menjembatani perbedaan dengan Negara sedang berkembang.

Bukankah suatu keniscayaan global yang terjadi , menunjukkan masih terjadi dominasi kepentingan untuk kelanggengan perusahaan kapitalis ?. Termasuk kapitalis perusahaan-perusahaan minyak dan sumberdaya alam lainnya.
- *** -

Kapitalisme Kreatif muncul dari pernyataan dan gagasan Bill Gates pada Forum Ekonomi Dunia (the World Economic Forum) yang berlangsung bulan Januari 2008 lalu di Devos, Swiss. Forum ini dihadiri para pemilik dan pemimpin perusahaan besar dunia, termasuk Bill Gate sebagai kapitalis besar pemilik Microsoft.

Enam bulan kemudian, atas persetujuan Bill Gate diangkat menjadi suatu panel diskusi oleh majalah Time dan diturunkan sebagai laporan khusus tentang Kapitalisme Kreatif pada edisi 11 Juli- dan dapat diikuti rekaman online pada time.com/creativecapitalism.

Pemberian tambahan kata "kreatif" pada kata Kapitalisme oleh Bill Gate, berkaitan dengan kesannya yang mendalam tentang "kegagalan " kapitalisme memperkerjakan hampir setengah penduduk dunia (the have not ). Dengan kata lain mamfaat dan keuntungan yang diraih para kapitalis tidak proporsional dengan berkurangnya kemiskinan dunia.Sehingga diperlukan penelitian dan perbaikan kembali kapitalisme. Sehingga dapat menolong mereka yang tertinggal di belakang.

Bill Gate kapitalis kaya berkat keunggulan techno-preneurship itu, menyatakan bahwa hubungan antara keuntungan perusahaan-perusahaan besar dengan tanggungjawab sosial bukanlah bersifat " mutual eksklusif".

Tapi haruslah " muatual inklusif"-terbuka seperti dikatakan peraih Nobel Ekonomi 1970 Milton Friedman, tanggungjawab sosial dari bisnis justru untuk melanggengkan keuntungan usaha secara berkelanjutan- karena semua pihak berkepentingan menjaga kelanggengan perusahaan bersangkutan , serta kelanggengan palanet bumi dan segala isinya.

Dengan penambahan kata kreatif pada kapitalisme, Bill Gate seperti mau mengajak upaya memperbaiki kapitalisme yang terkesan serakah selama ini. Ia seperti percaya pada kemampuan " kapitalis kreatif" bertanggung jawab terhadap lingkungan - baik alam maupun manusia dimana perusahaan transnasional kapitalis memperoleh keuntungan.Kapitalisme kreatif harus mengatasi berbagai kesenjangan yang tidak sehat.
Melalui kebebasan pasar, perusahaan kapitalis menyebarkan barang-barang industri serta membawa hasil-hasil tambang ke pasar-pasar dunia- membuat transaksi dan akumalasi asset serta keuntungan yang berlimpah. Dengan Kapitalisme Kreatif , dengan keuntungan tersebut , seharusnya mereka menyebarkan pula kualitas pendidikan dan kesehatan. Serta mendorong kekuatan kreatif untuk bekerja - dengan teknologi yang sesuai dengan potensi lingkungannnya. Memiliki kepekaan terhadap krisis lingkungan global yang terjadi sebagai dampak usaha kapitalisme.

Kapitalisme harus memperbaiki kehidupan miliaran penduduk dunia , termasuk mereka yang tertinggal di belakang - khususnya di negara-negara sedang berkembang.Hanya dengan demikianlah "kapitalisme kreatif " membuat dunia lebih baik bagi semua penghuni planet ini.
Dengan kata lain, pilihan kebijakan bukan lagi Ekonomi Kapitalis atau Sosialis, tapi Ekonomi Kapitalisme Kreatif atau tidak kreatif. Artinya kreatifitas ekonomi, haruslah peduli pada kebutuhan yang menjadi hak manusia , serta menjaga dunia bersama yang ditempatinya . Dengan kata lain bolehlah disebut, sebagai ekonomi " Rakhmatan lil alamin".
Artinya bukan hanya mampu membayangkan perubahan- tapi juga mampu bagaimana merespons perubahan tersebut. Yaitu dengan memberi solusi.

No comments: